Intellectual property atau sering disebut IP adalah salah satu investasi era digital yang mulai hits. Memang sekarang target pasarnya masih kalangan tertentu dan belum terlalu membumi pada masyarakat keseluruhan.
Oleh karena itu kita perlu pelajari terlebih dahulu seperti apa sebenarnya potensinya. Apakah memang bisa dijadikan sebagai salah satu instrumen tepat dalam berinvestasi atau hanya sekedar gimmick saja.
Pada dasarnya intellectual property sekarang dapat kita anggap sebagai sebuah perusahaan besar. Ketika sudah IPO tentu saja mereka juga bisa kita beli baik dalam bentuk saham atau kerjasama kontrak.
Hal seperti itu secara fundamental sendiri adalah hal bagus karena memiliki kejelasan dalam aspek permodalan. Jadi potensi keuntungan ketika dimiliki akan cukup mudah dikalkulasi oleh pemilik.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini akan kami bahas apa saja potensi dan risikonya ketika digunakan. Sehingga para calon investor terutama pendatang baru dapat mempertimbangkan penggunaannya.
Potensi dan Risiko IP Investasi Era Digital
Sebagai sebuah instrumen tentu saja ada potensi dan risiko tersendiri ketika kita menggunakannya. Oleh karena itu pada kesempatan ini semuanya akan kami bedah sehingga dapat dijadikan sebagai referensi.
1. IP adalah investasi era digital yang terbuka
Intellectual property adalah salah satu instrumen dengan kalkulasi profit cukup terbuka untuk digunakan. Sehingga seorang investor awam tidak perlu kesulitan dalam memprediksi berapa keuntungan annual dari IP tersebut.
Misalnya Anda akan berinvestasi pada intellectual property seperti kanal youtube tertentu. Kalkulasi potensi keuntungan mereka sangat jelas karena banyak tools bisa digunakan untuk menghitungnya.
Selain itu berbagai kanal digital misalnya juga dapat kita estimasi secara manual tergantung pada eksposure. Tentu saja ini adalah potensi bagus karena keterbukaan informasi bagi para investor calon pemilik.
Jadi dalam membeli tentu tidak akan kesulitan dalam melakukan penawaran awal untuk negosiasi. Jika kita bandingkan dengan aset digital lain seperti crypto atau NFT tentu sangat jauh berbeda.
Kedua instrumen tersebut kejelasan bagaimana potensi keuntungannya cukup abu-abu. Sekali lagi disebabkan oleh minimnya underlying pada crypto dan NFT pada saat dijadikan sebagai instrumen.
Bahkan berinvestasi pada perusahaan digital sekarang bisa seperti kebanyakan penanaman modal konvensional. Jadi tidak perlu terlalu sulit dalam melakukan penyesuaian diri ketika mengalokasikan modal.
2. Fundamental IP sebagai investasi era digital bagus
Mengapa kami anggap intellectual property adalah barang bagus untuk investasi karena fundamentalnya jelas. Misalnya sebuah kanal youtube tentu tergantung pada seberapa banyak view dan pengikutnya.
Begitu juga dengan media digital lainnya dapat kita estimasi harga pasarnya berdasarkan dengan eksposur. Jadi potensi terjadinya pembelian secara overprice dapat kita hindari karena jelasnya fundamental.
Kemudian jika tidak yakin dengan harga misalnya kita tentu dapat melihat menggunakan berbagai tools. Jadi IP merupakan investasi era digital dengan potensi bagus karena keterbukaannya.
Bahkan bagi investor awam ini cenderung bagus dijadikan opsi jangka menengah seperti tiga sampai lima tahun. Kejelasan fundamental berdasarkan seperti apa eksposur dan persona tentu sangat bagus.
Jika kita mengalokasikan cukup banyak modal tentu dapat memberikan gain tinggi secara aman. Solusi seperti ini memang sekarang belum banyak menyentuh kalangan ekonomi menengah.
Mungkin dalam satu atau dua tahun lagi intellectual property akan menjadi aset terbaik. Selain fundamental, potensi market dalam instrumen tersebut juga cukup kuat ketika dipelihara secara optimal.
3. Potensi IP sebagai investasi era digital tinggi
Potensi yang dimiliki oleh properti intelektual sangat tinggi ketika dijadikan instrumen berinvestasi. Mengapa kami berani mengatakan hal tersebut karena pangsa pasar sekarang sangat besar.
Bahkan kedepan mungkin bisa naik lebih signifikan jika pola konsumtif masyarakat dunia tidak berubah. Jadi misalnya Anda membeli sebuah kanal youtube dan akun instagram persona tertentu.
Itu akan memberikan gain dalam jangka waktu menengah sangat bagus karena potensi marketnya. Bahkan jika persona yang dibentuk pada sebuah kanal misalnya sudah bagus tentu pasar tidak akan lari.
Ini adalah salah satu keunggulan investasi era digital berbasis niche market dari kanal tersebut. Sehingga Anda tidak perlu terlalu kesulitan untuk mengkalkulasi seperti apa potensi keuntungannya.
Menurut beberapa ahli bahkan kedepan beberapa IP dapat dikategorikan sebagai blue chip investment. Sehingga potensinya akan terus naik karena memang akan mudah berubah mengikuti keinginan pasar.
Hal tersebut tentu saja bukan tanpa alasan melihat market mayoritas sekarang seperti ini. Platform tersebut akan mendapatkan banyak revenue dari iklan dan kontrak lainnya yang masih berkaitan.
4. Miskonsepsi terkait investasi era digital intellectual property
Perlu diketahui juga bahwa cukup banyak miskonsepsi terkait dengan properti intelektual sebagai produk investasi. Banyak orang menganggap bahwa persona digital yang sudah dibeli akan mudah mendatangkan untung.
Itu semua tergantung pada IP yang dibeli, apakah sudah matang atau hanya dipaksa matang saja. Karena sekarang content farming sudah cukup tinggi intensitasnya dan mempersulit membedakan matang asli atau paksaan.
Oleh karena itu jika tidak teliti dalam mencari investasi era digital maka potensi Anda tertipu juga tinggi. Sudah ada beberapa kasus penipuan berkedok properti intelektual di luar negeri yang terjadi.
Kemungkinan sebentar lagi modus tersebut juga akan masuk ke Indonesia sehingga mengancam eksistensinya. Meskipun cukup berisiko sebenarnya selama calon investor memiliki banyak referensi hal itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
Selama fundamental yang ada pada properti tersebut jelas, maka kita dapat menjadikannya sebagai opsi. Namun ketika posisinya belum matang, jangan mencoba menjadi angel investor tanpa kalkulasi ulang.
5. Aspek hukum investasi era digital dalam intellectual property
Kelemahan lain yang cukup membuat cemas calon investor adalah tidak adanya kejelasan hukum terkait properti ini. Di Indonesia sendiri hukum terkait kekayaan intelektual masih sangat terbatas pada karya.
Jadi jika kita menanam modal misalnya pada sebuah akun maka tidak ada naungan hukum di dalamnya. Perjanjian yang dapat dibuat oleh dua belah pihak juga cukup terbatas dan sering riskan diimplementasikan.
Apabila Anda memang tidak memiliki latar belakang atau ahli hukum lebih baik tunggu dulu. Kita lebih baik berkonsultasi secara mendalam terkait aspek hukum pada pakarnya terlebih dahulu sebelum membeli.
Akan lebih baik lagi ketika nantinya negara mengeluarkan peraturan secara spesifik terkait investasi kekayaan intelektual. Jadi nantinya investor bisa merasa aman dan ada kejelasan dalam berinvestasi.
Sekarang beberapa IP yang bisa kita investasikan semuanya berbentuk badan usaha dan bukan murni kekayaan intelektual saja. Jadi ini masih menjadi solusi sementara yang relatif stabil digunakan.
6. Sulit menemukan IP tepat untuk investasi era digital
Sampai sekarang kekayaan intelektual yang jelas dan dapat digunakan berinvestasi jumlahnya masih sedikit. Jadi memang tidak mengherankan apabila sedikit juga orang melakukannya.
Hanya beberapa tokoh saja yang banyak diketahui memiliki cukup banyak intelektual properti. Itu tentu saja tidak dapat kita jadikan sebagai acuan karena sifatnya masih cenderung eksklusif.
Di Indonesia sendiri pemeliharaan sebuah kanal youtube misalnya kebanyakan masih amatir atau semi profesional. Jadi tidak ada manajemen khusus yang menaungi berdirinya kanal digital tersebut.
Jika saja sudah ada manajemen tertentu menaunginya tentu dapat kita jadikan sebagai salah satu opsi berinvestasi. Bahkan kerjasama atau partnership juga dapat dibentuk agar memperoleh hasil lebih.
Memang sekarang sedang hype namun sedikit orang berani melakukannya karena risiko masih abu-abu. Segi fundamental bagus namun kekokohan hukum masih belum optimal karena tidak adanya peraturan jelas.
Jadi dengan menggunakan semua informasi tadi sekarang Anda bisa mempertimbagkan sendiri. Apakah memang investasi era digital menggunakan IP cocok dijadikan opsi atau harus menunggu nanti.