9 Portfolio Investasi Selama Inflasi Agar Tetap Profit

Apakah Anda cukup khawatir dengan portfolio investasi selama inflasi? Mulai sekarang, ini bukan lagi satu objek yang perlu Anda khawatirkan. Dengan nilai investasi sektor lain, ini yang akan menjadi satu elemen untuk profit yang lebih tinggi, khususnya pada portfolio Anda.

Inflasi adalah kondisi dimana level harga suatu barang dan jasa secara umum meningkat. Ini juga biasanya diukur berdasarkan persentase tahunan, dan bisa disebabkan oleh faktor yang variatif. Dulunya, ini disebabkan karena perang, bencana alam, atau bakan harga minyak.

Namun sekarang, inflasi bukan hanya karena itu, tetapi karena aksi dari bank sentral dalam menjalankan tuas ekonomi secara regional maupun global, termasuk kebijakan dalam cetak uang. Semakin banyak cash yang beredar, semakin rendah juga nilai dari mata uang itu.

Konsumen akan terus merasa efek inflasi ini, khususnya pada sektor fixed-income. Dan ini juga yang menjadi atribut kekhawatiran untuk investor, karena nilai mata uang hilang dan akan pengaruhi portfolio mereka. Namun, ada trik agar inflasi tidak merusak portfolio Anda.

Bagaimana Inflasi Mempengaruhi Portfolio Investasi Anda?

Setiap tahunnya, inflasi terus meningkat, dan nilai mata uang selalu turun. Dalam waktu yang sama, biaya untuk suatu barang dan jasa menjadi tidak lagi sama. Dan banyak orang yang baru memperhatikan ekonomi terkejut dengan efeknya ketika putuskan investasi selama inflasi.

Inflasi bisa diakibatkan karena pengeluaran pemerintah yang lebih banyak ketimbang pajak serta kondisi ekonomi negara yang membutuhkan perhatian lebih. Jika kita melihat ke pasar investasi secara umum, data tahun ini tunjukkan kenaikan 9,1% dibandingkan tahun lalu.

Karena ini juga yang membuat banyak yang kepikiran kalau investasi selama inflasi itu tidak masuk akal. Banyak yang mulai khawatir dengan indeks mata uang serta nilai aset yang telah mereka beli. Namun, pasar sangat volatile dan pastinya akan pengaruh aset investasi juga.

Baca Juga: Alasan Pentingnya Investasi, Jangan Hanya Andalkan Gaji

Yang menjadi pertanyaan banyak orang juga adalah bagaimana inflasi ini bisa pengaruhi aset investasi kita. Perlu dijelaskan kalau Anda beli suatu aset investasi dan secara total telah naik sebesar 8,7%, tetapi investasi tahunan mencapai 9,1%, itu berarti Anda rugi, bukan profit.

Karena Anda hanya mendapat profit 8,7%, tetapi mata uang telah kehilangan nilai sebesar 9,1%. Maka dari itu, yang bisa dilakukan adalah dengan mencari aset yang benar-benar bisa mendapat rate kenaikan tinggi, dan lebih tinggi ketimbang indeks inflasi yang terjadi itu.

9 Portfolio Investasi Selama Inflasi yang dapat Dipilih untuk Profit Maksimal

Bagi investor yang baru mulai investasi, mungkin tidak tahu apa saja yang bisa mereka pakai sebagai atribut investasi. Tetapi di dalam pergerakan finansial ini juga yang akan pengaruhi semua kenaikan harga atau turun. Pilih aset investasi yang tidak terdampak fixed income.

Mengutip dari apa yang disampaikan di forum investasi, “selama periode inflasi yang tinggi, kami harus bisa turunkan 2 kali lipat dari yang kita harapkan. Tetapi adalah satu hal bodoh jika simpan uang dalam cash”. Oleh karena itu, investasi selama inflasi ke aset ini saja:

  1. Emas dan Perak

Emas dan perak selalu menjadi opsi yang paling masuk akal, terkhusus untuk yang baru mulai mempelajari tentang investasi. Komoditas ini juga dianggap sangat cocok ketika dollar yang melemah, karena harganya akan terus meningkat tanpa henti.

Meski kenaikan per harinya tidak terlalu besar, tetapi kalau melihat kenaikan selama satu tahun, biasanya lebih besar ketimbang aspek inflasi. Sehingga kalau sedang cari objek investasi selama inflasi, emas dan perak akan menjadi opsi yang paling tepat.

  1. Real Estate

Di sektor properti juga adalah opsi yang jelas akan memberikan efek instan kepada kapital Anda. Di sektor ini, apresiasi pendapatan juga bagus untuk dijadikan investasi. Opsi seperti ini jug yang kemudian akan membuat portfolio investasi komersil juga.

Investasi selama inflasi di sektor real estate bisa disesuaikan dengan 3 tipe, mulai dari properti residensial, properti komersil, dan juga properti industrial. Semua tipe ini juga yang bakal membuat nilai aset yang dimiliki terus meningkat melawan index inflasi.

  1. Dividen atau Saham Bernilai

Saham yang memiliki nilai tetap adalah favorit banyak investor. Dengan opsi transaksi yang juga variatif, dividen bisa menjadi solusi yang jelas ketika krisis trjadi. Sebagai tambahan, ketika periode ini, dividen secara berturut juga akan mendapat efek lain.

Contoh saham bernilai dan dividen yang bisa dijadikan aset investasi selama inflasi yang tinggi adalah General Electric, Verizon, At&T dan masih banyak lagi. Dengan aset seperti ini juga yang akan membuat nilai saham dan portofilio yang lebih variatif.

  1. Pendanaan REIT (ETF atau Mutual Funds)

Real Estate Investment Trusts (REITs) adalah perusahaan yang lebih fokus ke dana di sektor properti. Mulai dari bangunan perkantoran, retail, gudang, hingga apartemen. Dan keuntungan dari penawaran REIT ke aset investasi adalah untuk diferensiasi.

Artinya adalah, dengan distribusi keuntungan hingga 90% dari modal yang telah Anda jadikan aset investasi, ini tentu saja akan mengalahkan efek inflasi. Sehingga investor yang telah mengetahui tentang REIT pastinya akan jadikan ini sebagai aset utama.

  1. Pendanaan Indeks Saham

Pendanaan di sektor saham juga adalah target spesifik untuk investasi selama inflasi yang tinggi. Dengan opsi yang bervariasi seperti ini juga yang akan sediakan aspek lain dan keuntungan mutual. Sebagai tambahan, indeks saham ini juga yang variatif.

  1. Pinjaman Floating-Rate

Floating-rate loans adalah bentuk pinjaman dengan rate yang spesifik. Ini akan jadi subjek penalti dalam pembayaran hutang seseorang. Biasanya rate ini akan naik dan disesuaikan dengan inflasi, sehingga bakal jadi objek investasi yang fokus ke profit.

  1. Saham Tingkat Series 1

Kalau bingung mencari aset seperti apa yang cocok untuk dijadikan aset investasi selama inflasi, mungkin saham tingkat series 1 bisa jadi opsi yang jelas. Dengan rate pembayaran yang variatif dan CPI yang sama, maka bisa datangkan profit juga.

Saham tingkat series 1 adalah segala bentuk aset yang hadir untuk memberi respon kepada CPI. Jika nilainya tinggi, maka jenis saham tingkat 1 ini akan meresponnya dengan perubahan nilai signifikan. Sehingga investor juga akan mendapat profit.

  1. Kripto

Tidak ada yang tidak mengenal kripto, dan ini telah menjadi aset investasi yang bisa saja dibilang sebagai yang paling naik daun sekarang. Semua anggap ini sebagai aset yang disiapkan untuk masa depan. Sehingga nilainya bisa naik dari level saat ini.

  1. Diri Anda Sendiri

Warren Buffet, salah satu investor paling terkenal, pernah mengatakan kalau investasi harus dimulai dengan diri Anda sendiri. Mulai fokus ke diri sendiri dan tahu apa saja yang Anda sukai. Dan dengan aksi seperti ini yang bakal membawa ke profit besar.

Apakah Anda sudah cukup puas dengan profit yang ada di portfolio investasi saat ini? Mungkin saja ini belum cukup, karena index inflasi bisa lebih tinggi dari total profit Anda. Sehingga yang bisa dilakukan untuk investasi selama inflasi adalah dengan cari aset yang menjamin profit.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *