Mengetahui profil risiko investasi bagi diri sendiri adalah salah satu hal penting yang perlu dilakukan. Tanpa menilai risk profiles maka seseorang belum bisa dinyatakan siap dalam melakukan permodalan pada instrumen tertentu.
Jadi ini adalah salah satu aspek krusial sebelum Anda bisa terjun langsung untuk melakukannya. Banyak orang sering salah dengan menganggap terjun dulu sambil melakukan pembelajaran.
Padahal sistem pemikiran seperti itu bisa berbahaya dan memiliki potensi kerugian jauh lebih besar. Oleh karena itu pada pembahasan ini kami akan fokus mengupas masalah risk profile seseorang.
Sehingga Anda dapat menjadikannya sebagai acuan dalam pertimbangan ketika hendak terjun ke dunia penanaman modal. Jika memang ternyata tidak siap tentu saja lebih baik menghindari terlebih dahulu.
Kami juga tidak merekomendasikan kegiatan seperti ini bagi semua kalangan. Karena memang dalam dunia permodalan tidak semua orang dapat memperoleh profit sesuai dengan ekspektasinya.
Apa Saja Profil Risiko Investasi Setiap Individu
Menurut literasi sebenarnya hanya ada empat, namun dua tambahan terakhir tetap dapat dijadikan referensi. Jadi Anda bisa mengetahui secara detail apakah Anda orang yang cocok melakukan kegiatan permodalan atau tidak.
1. Profil risiko investasi over conservative
Over conservative adalah salah satu mindset yang sering dimiliki oleh individu baru belajar terkait penanaman modal. Ini tentu saja tidak buruk namun ketika ingin profit tidak bisa maksimal.
Alasannya adalah individu dengan mindset over conservative cenderung tidak bisa menerima pengurangan nilai modal. Jadi mereka sangat menjaga aset awal agar nilainya tidak terjadi pengurangan.
Mindset seperti itu sebenarnya tidak masalah karena akan mengamankan kegiatan Anda selama masih menyesuaikan diri. Namun ketika dipertahankan terlalu lama tentu akan sedikit sekali menghasilkan keuntungan.
Orang dengan mindset over conservative cocok menggunakan instrumen paling ringan. Misalnya deposito, tabungan berjangka, atau reksadana pasar uang dimana risikonya sangat kecil sekali.
Namun perlu diketahui juga bahwa instrumen ringan tentu akan mendatangkan gain sangat kecil. Sehingga dalam jangka waktu cukup panjang sepertinya tetap tidak worth it apabila mindsetnya adalah mencari keuntungan.
Biasanya orang dengan mindset over conservative memang menjaga asetnya untuk kebutuhan hari tua atau pensiun. Jadi mereka tidak perlu terlalu khawatir dengan jumlah profit diperoleh.
2. Profil risiko investasi konservatif
Ini merupakan pengembangan pola pikir berinvestasi yang sudah mulai keluar dari zona pesimistis. Artinya individu tersebut tetap memiliki niat mengamankan aset permodalan namun mau menerima fluktuasi profit.
Sehingga ketika profit annual misalnya cenderung fluktuatif maka mereka tidak akan terlalu khawatir. Tetap selama aset awal nominalnya tidak berkurang kegiatan permodalan akan tetap dilakukan secara konsisten.
Orang dengan profil risiko investasi seperti ini juga cenderung sedikit memperoleh keuntungan dari instrumen. Karena secara umum niat mereka memang tidak mencari profit dari aset tersebut.
Individu seperti itu hanya menginginkan aset awalnya tidak terdampak pengurangan nilai selama dimiliki. Artinya dengan menggunakan investasi seperti deposito, obligasi, dan pasar uang modalnya tidak tergerus inflasi.
Pendekatan seperti itu tentu saja sangat optimal ketika digunakan bagi para pemula dalam bidang investasi. Namun sayangnya ketika modal digunakan terlalu sedikit maka gain akan kurang worth it.
Memang investor seperti ini biasanya sudah memiliki modal besar dan hanya ingin mengamankan aset saja. Individu tersebut juga sudah berpikir bahwa hari tua tidak jauh lagi dan kurang perlu memupuk keuntungan.
3. Profil risiko investasi moderat atau menengah
Investor pemula dengan modal besar biasanya memiliki risk profile moderat atau menengah. Mereka tidak masalah nilai modal awalnya berkurang selama tidak terlalu drastis dan potensi kembali masih ada.
Konsep berpikir ini sebenarnya cukup optimal ketika digunakan dalam jangka panjang. Artinya seseorang juga bisa berpikir secara fleksibel akan digunakan untuk instrumen apa saja asetnya.
Sehingga orang dengan profil risiko investasi moderat cenderung sering mengganti instrumennya. Mereka tidak ragu untuk mencabut aset ketika dianggap kurang menguntungkan dalam jangka waktu tertentu.
Paling cocok jika Anda memiliki mindset seperti ini adalah melakukan permodalan pada reksadana pendapatan campuran, dana tetap, dan p2p lending. Jadi opsinya memang cukup luas tergantung pada annual rate masing-masing.
Seseorang dengan tendensi moderat biasanya melakukan juga diversifikasi aset agar lebih aman. Itu dilakukan untuk mengamankan posisi pada saat terjadi pergolakan atau fluktuasi pada potensi profit.
Sehingga jalan keluar mereka masih cukup banyak tidak perlu bingung ketika satu aset terancam jatuh. Opsi keluar tersebut tentu saja akan cukup bagus ketika menggunakan modal lebih besar.
4. Profil risiko investasi agresif atau cukup tinggi
Ini adalah mindset yang paling tidak kami sarankan bagi para pemula karena risikonya cukup tinggi. Potensi Anda kehilangan lebih dari setengah bahkan sampai semua aset awal dapat mudah terjadi.
Bahkan paling parah orang awam sering menerapkan mindset gambling dalam melakukannya. Tentu saja itu merupakan langkah paling salah yang harus dihindari oleh para investor terutama pendatang baru.
Apabila Anda sudah cukup mahir dan memiliki modal besar boleh saja mengambil jalan seperti ini. Instrumen yang cocok digunakan adalah forex dan reksadana saham dimana profitnya sangat besar.
Namun perlu dicatat bahwa kedua instrumen profil risiko investasi tinggi tersebut juga berbahaya. Ketika salah langkah tanpa adanya diversifikasi kemungkinan semua aset awal untuk habis cukup tinggi.
Jadi Anda memang harus ekstra waspada dan penuh taktik ketika memiliki mindset seperti ini. Selalu lakukan pembacaan situasi secara seksama agar tidak salah dalam menentukan langkah pendanaan.
5. Profil risiko investasi individu kurang disarankan
Selain empat risk profile tadi ada juga individu kurang disarankan untuk melakukan kegiatan investasi. Misalnya Anda yang sekarang sedang memiliki kredit lebih besar dari lima puluh persen pendapatan.
Mengapa tidak kami sarankan karena build up kredit tersebut tentu akan membebani selama durasinya belum selesai. Lebih baik selesaikan dulu build up kredit kemudian gunakan aset murni untuk investasi.
Pada dasarnya permodalan itu juga hampir seperti kredit karena kita tidak bisa menanam sekali dan ditinggal. Harus ada build up berkala sehingga nantinya tetap akan memberikan keuntungan.
Apabila hanya sekali melakukan penanaman modal kemudian menunggu maka itu tidak menghasilkan profit optimal. Terutama ketika mindset Anda adalah mencari keuntungan dari kegiatan tersebut.
Jadi ketika Anda memang sedang melakukan build up kredit lebih dari lima puluh persen pendapatan tunda dulu keinginan berinvestasi. Ketika build up kredit sudah kurang dari tiga puluh persen baru lakukan lagi.
6. Profil risiko investasi individu tidak disarankan
Terakhir adalah siapa saja sebenarnya yang tidak disarankan melakukan kegiatan investasi. Sebenarnya semua orang boleh melakukannya, namun pertimbangkan juga untung rugi dari kegiatan tersebut.
Misalnya adalah orang tanpa pengetahuan dan masuk dunia permodalan dengan mindset gambling. Ini tentu saja tidak ada bedanya dengan kegiatan perjudian yang nantinya justru membakar dana.
Apabila belum mengetahui terkait dunia permodalan lebih baik pelajari dulu secara bertahap. Jadi segala keputusan dilakukan ketika melakukan investasinya dapat mendatangkan profit.
Kemudian salah satu individu yang tidak kami sarankan berinvestasi adalah orang dengan perekonomian minim. Artinya pasak dan tiang besarnya hampir sama sehingga sisa untuk investasi hampir tidak ada.
Mengapa tidak kami sarankan karena tidak worth it, meskipun menggunakan instrumen paling aman jelas gain terlalu kecil. Justru jika dilakukan ini akan mengurangi kemampuan Anda dalam memutar uang.
Dengan mengetahui semua aspek tersebut tentu sekarang Anda dapat memutuskan secara lebih bijak. Profil risiko investasi bukan sekedar untuk administrasi saja namun perannya sangat krusial.